Senin, 06 Mei 2013

ETIKA PROFESI


BAB I
KEBUTUHAN POKOK DAN TUJUAN UTAMA HIDUP


A.     Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Sebagai makluk social manusia selalu hidup berkelompok dengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada diri manusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah, burung bangau, rusa, dan sebagainya, tetapi terdapat perbedaan yang esensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektif pada binatang.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah- tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak, manusia juga tidak akan dapat berbicara dengan bahsa yang sedemikian rupa jika tanpa bantuan manusia lainnya. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan disini, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
1.         Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2.         Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3.         Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4.         Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. ( http:// wikepedia.com/manusia-sebagai-makhluk-sosial.).
Manusia sebagai makhluk social menurut istilah Aritsoteles disebut zoon politicon yang artinya manusia itu adalah manusia yang selalu hidup bermasyarakat. Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama naluri untuk hidup bersama orang lain akan terus muncul sampai meninggal dengan hidup bersama orang lain,manusia bias saling memberi dan menerima untuk saling tolong menolong.
Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadic (timbul dan hilang disaat-saat tertentu) tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya, misalnya seorang anak yang masih sekolah hari ini akan bersekolah lagi dan bersekolah terus bertahun-tahun dan akhirnya mempunyai kepandaian tertentu dan mendapat pekerjaan, mempunyai penghasilan, berkeluarga, berketurunan dan seterusnya. Tingkah laku manusia tidak pernah berhenti, perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi perbuatan  kemudian yang merupakan kelanjutan dari perbuatan sebelumnya (wirawan 1976).
Setiap manusia selalu memerlukan pergaulan dengan manusia yang lain agar dapat memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat kerohanian maupun kebutuhan yang bersifat kejasmanian. Berkelompok dalam kehidupan manusia juga merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Beberapa kebutuhan hidup manusia yang dapat dipenuhi melalui kehidupan berkelompok antara lain :
a.       komunikasi,
b.      keamanan,
c.       ketertiban,
d.      keadilan,
e.       kerjasama, dan
f.       untuk mendapatkan kesejahteraan.
Kehidupan berkelompok manusia tercermin dalam berbagai bentuk, mulai dari kelompok yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir. Semua kehidupan berkelompok akan melahirkan keselarasan dalam berkehidupan, baik itu secara personal maupun dalam bermasyarakat.
Kehendak untuk hidup berkelompok pada diri manusia yang merupakan suatu perilaku yang lahir secara spontan, relative tidak terorganisasi, dan hampir tidak terduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana, dan tergantung hanya pada stimulasi timbal-balik yang muncul dikalangan para prilakunya. Terhadap pernyataan ini, sering ditemukan adanya pengelompokkan manusia yang semula teratur dan tertib, tiba- tiba berubah tanpa rencana, tanpa sebab, dan tanpa arah menjadi kerumunan yang menimbulkan kekacauan social dan pengerusakan.
Dalam berkelompok nantinya akan melahirkan suatu kumpulan masyarakat. Masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri kehidupan yang khas.
Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat adalah :
1.         Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk yang lemah. Oleh karena itu selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat di dalam perserikatan  dengan orang lain, sehingga mereka berlindung bersama-sama dan mengejar kebutuhan hidup sehari-hari.
2.         Adanya kesamaan keturunan, kesamaan nasib, kesamaan keyakinan (cita-cita) kesamaan budaya dan lain-lain.
3.         Adanya hasrat social, hasrat bergaul, hasrat untuk mendapatkan kebebasan dan hasrat tolong–menolong.
4.         Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan dan sejenisnya. ( http://go.id.com/andrianblogspot.masyarakat-dan)
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakatan sebagai makhluk social adalah adanya suatu bentuk interaksi social di dalam hubungannya dengan makhluk social lainya. Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Masyarakat merupakan suatu wadah bagi individu untuk mengadakan interaksi social. interaksi merupakan aktifitas timbal balik antar individu dalam suatu pergaulan hidup bersama. jika tingkah laku timbal balik seperti yang di maksud berulang terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi, sehingga akan tampak adanya suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi yaitu:
a.    Tekanan emosional. ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
b.    Harga diri yang rendah. ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
Adanya interaksi social pada masyarakat yang terjalin akibat hubungan antar individu atau kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan kedudukan atau status dan peranannya masing-masing mengakibatkan terjadinya pelapisan social pada masyarakat (stratapikasi social dan status social). Stratapikasi berasal dari kata stratus yang artinya lapisan atau berlapis-lapis. Menurut Pitirum A Sirokim, pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis.
Status seseorang dalam masyarakat dapat dilihat dari 2 aspek yakni:
1.         Aspek statis
Kedudukan dan derajat seseorang di dalam suatu kelompok yang dapat dibedakan dengan derajat atau kedudukan individu lainnya seperti: petani dibedakan dengan pegawai negeri, nelayan, pedagang, dan lain-lain.
2.         Aspek dinamis
Berhubungan erat dengan peranan social tertentu yang berhubungan dengan pengertian jabatan, fungsi dan tingkah laku yang formal serta jasa yang diharapkan dari fungsi dari jabatan itu. Contohnya: direktur perusahaan, pimpinan sekolah, komandan battalion, camat dan sebagainya.

B.     Kebutuhan Pokok Manusia

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerauntuk berusaha mendapatkannya.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut :
1.         Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.
2.         Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya,  merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
3.         Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan.
4.         Tahap Perkembangan
Sejalan dengan meningkatnya usia manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda untuk setiap tahap perkembangan. ( http://go.id.com//wikepedia-indonesia-Kebutuhan-pokok-manusia.).
Abraham maslow adalah tokoh penting dalam psikologi humanistic, kariernya dimulai sebagai ahli teori prilaku. Maslow berusaha menemukan penjelasan mengenai perkembangan manusia seutuhnya (Jarvis, 2007). Seseorang bertingkah laku karena terdorong oleh adanya kebutuhan tertentu. Kebutuhan ini menimbulkan hasrat dan selanjutnya terjadilah tingkah laku sehingga tercapailah tujuan. Setelah tujuan tingkah laku tercapai untuk sementara orang tersebu berada dalam keadaan seimbang dan ia merasa puas, bahagia, dan sebagainya. Keadaan seimbang ini pada suatu saat akan di ikuti oleh keadaan tidak seimbang yang pada gilirannya akan bertingkah laku lagi dan sebagainya, siklus ini disebut motivasi.
Pada manusia siklus motivasi bersifat dinamis, karena kebutuhan manusia meningkat dari ynag rendah kepada yang lebih tinggi. Abraham H.Maslow membagi ketuhan manusia berdasarkan 7 golongan yang besar yang bertingkat secara hierarksis, yaitu kebutuhan pertama yang harus dipenuhi lebih dulu sebelum kebutuhan kedua timbul dan seterusnya.
Maslow (1954) mengembangkan teori motivasi manusia yang tujuannya menjelaskan segala jenis kebutuhan manusia dan mengurutkanya menurut tingkat perioritas dalam pemenuhannya. Maslow membedakan D-needs atau deficienci needs yang muncul dari kebutuhan akan pangan, tidur, rasa aman, dll. Serta D-needs atau being needs seperti keinginan untuk memenuhi potensi diri. Kita baru dapat memenuhi B-needs jika D-needs sudah terpenuhi.  
Hierarki kebutuhan menurut Maslow ditunjukan gambar 2.1(Jarvis, 2007).







Gambar 1.1 Hierarki kebutuhan
Urutan pemenuhan kebutuhan menurut urutannya berjalan dari bawah keatas
a.         Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pertama yang harus terpenuhi, pada dasarnya, manusia harus memenuhi kebutuhan fisiologisnya untuk dapat bertahan hidup. Pada hirarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan fisik badan. Bila kebutuhan dasar ini belum terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara normal. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan, sehingga ia menderita kelaparan, maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri. Logika sederhananya: bagaimana seseorang dapat memikirkan prestasi atau aktualisasi diri, bila dirinya terus menerus dihantui rasa ketakutan akan kelaparan.
b.         Kebutuhan akan rasa aman (safety)
Kebutuhan kedua adalah kebutuhan akan rasa aman, Pada hirarki tingkat kedua, manusia membutuhkan rasa keamanan dalam dirinya. Baik keamanan secara harfiah ( keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain- lain), maupun keamanan secara finansial ataupun hal lainnya. Dengan memenuhi kebutuhan keamanan tersebut, dapat dipastikan bahwa kebutuhan manusia dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kebutuhan sosial.
c.         Kebutuhan sosial
Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan sosial, setelah memenuhi 2 kebutuhan yang bersifat individu, kini manusia menapaki kebutuhan untuk diterima secara sosial. Emosi menjadi “pemain” utama dalam hirarki ketiga ini. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini.
d.        Kebutuhan untuk dihargai (esteem needs)
Kebutuhan yang keempat adalah kebutuhan untuk dihargai (esteen needs), semua orang pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Kebutuhan semacam ini tertuang pada hirarki pada tahap keempat dalam piramid Abraham Maslow. Kebutuhan untuk dihargai orang lain ini biasanya muncul setelah ketiga kebutuhan yang lebih mendasar sudah terpenuhi, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan semacam ini dapat muncul tanpa harus memenuhi ketiga kebutuhan yang lebih mendasar.
e.         Kebutuhan Intelektual (intelektual needs)
Kebutuhan yang kelima adalah kebutuhan intelektual (intellectual needs) termasuk didalamnya pemahaman dan pengetahuan.
f.          Kebutuhan Estetis (aesthetic needs)
Kebutuhan yang keenam adalah kebutuhan estetis (aesthetic needs), yaitu kebutuhan akan keindahan, kerapian, dan keseimbangan.

g.         Kebutuhan Aktualisasi diri (self actualization)
Kebutuhan terakhir manusia menurut Maslow adalah kebutuhan untuk mengaktualiasikan diri (self actualization), yaitu menemukan pemenuhan pribadi dan mencari potensi diri ( Jarvis, 2007). Umumnya, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi. Pada hirarki ini, biasanya seseorang akan berhadapan dengan ambisi untuk menjadi seseorang yang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal. (http://ruangpsikologi.com/hirarki-kebutuhan-manusia-dari-maslow).
Prioritas kebutuhan pertama kita adalah kebutuhan fisiologis seperti makanan dan kehangatan, kita akan mencari rasa aman. Saat kita sudah merasa aman, maka kebutuhan berikut yang kita cemaskan adalah kebutuhan social, yaitu menjadi bagian kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain. Ketika kebutuhan social sudah terpenuhi adalah kebutuhan untuk dihargai, agar kebutuhan itu terpenuhi maka kita harus berprestasi, menjadi kompeten dan mendapatkan pengakuan sebagai orang berprestasi dan kompeten.
Begitu kebutuhan terpenuhi, perhatian sebagai manusia akan beralih pada pemenuhan kebutuhan intelektual termasuk didalamnya pemahaman dan pengetahuan. Kebutuhan diatas kebutuhan intelektual adalah kebutuhan estetis, yaitu kebutuhan akan keindahan, kerapian dan keseimbangan. Kebutuhan terakhir manusia adalah kebutuhan untuk mengaktualiasikan diri, yaitu menemukan pemenuhan pribadi dan mencari potensi diri (Jarvis, 2007).
Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia :
1.         Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas
a.       Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok  sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.
b.      Kebutuhan Sekunder.
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.
c.       Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux.
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, Tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.
2.         Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat :
a.         Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik.
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
b.        Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental.
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.
3.         Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu
a.         Kebutuhan Sekarang.
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.
b.        Kebutuhan Masa Depan.
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli Apartemen, dan lain sebagainya.
4.         Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya
a.       Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi.
Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.
b.      Kebutuhan Sosial / Kolektif.
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.

C.     Tujuan Utama Hidup Manusia

Jarang orang merumuskan tujuan hidupnya. Merumuskan apa yang dicari dalam hidupnya, apakah hidupnya untuk makan atau makan untuk hidup. Banyak orang sekedar menjalani hidupnya, mengikuti arus kehidupan, terkadang berani melawan arus, dan menyesuaikan diri, tetapi apa yang dicari dalam melawan arus, menyesuaikan diri dengan arus atau dalam pasrah total kepada arus. Ada orang yang sepanjang hidupnya bekerja keras mengumpulkan uang, tetapi untuk apa uang itu baru terpikirkan setelah uang terkumpulkan, bukan dirumuskan ketika memutuskan untuk mengumpulkannya. Ada yang ketika mengeluarkan uang tidak sempat merumuskan tujuannya, sehingga uangnya terhambur-hambur tanpa arti. Ini adalah model orang yang hidup tidak punya konsep hidup.
Tujuan hidup adalah hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi (yalom 1980). Tujuan hidup ini merupakan sentral dalam seseorang atau masyarakat sehingga bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan membuat hidup lebih berarti dan berharga.
Secara garis besar ada dua cara yang dilakukan manusia untuk mengaktualisasikan definisi dan tujuan hidupnya. Cara yang pertama adalah dengan membedakan nilai rasanilitas sehingga menghasilkan formula untuk pencapaian nilai tertinggi yang berdasarkan logika. Dengan kata lain tujuan hidup dirumuskan terbatas pada hal-hal yang masuk akal dan dapat diamati dengan kenyataan yang bersifat obyektif ( misalnya kekayaan, kehormatan dan sebagainya).
Cara yang kedua banyak disepakati oleh kebanyakan kaum spiritual-religius adalah cara transendenitas, yakni suatu cara untuk mengacu pada hubungan manusia dengan penciptanya. Ini dilandasi oleh keyakinan akan kuasa pencipta dan adanya hari setelah kematian sebagai fase kehidupan selanjutnya. Tujuannya hidup manusia disini berpedoman kepada nilai-nilai kebaikan yang akan dihitung dihadapan sang pencipta. Nilai kebaikan itu sendiri telah ditetapkan oleh sang pencipta, dan manusia diharuskan menemukannya tidak menciptakannya. Nilai tujuan hidup dunia harus sejalan dengan nilai-nilai hakiki yang hanya bisa diterima melalui iman walaupun tidak memiliki bukti yang rasional dua cara yang ditempuh manusia tadi. ( http://go.id.com/ruangpsikologidasar/etikaprofesi-tujuan-utama-hidup.).
Secara logika, lahan sebenarnya dari afikasi pencarian nilai-nilai tertinggi adalah ketika manusia itu bermasyarakat. Karena dalam bermasyarakat pengerahan seluruh potensi akal budinya sebagai manusia harus dipertanggung jawabkan. Semakin teralisasi nilai-nilai kebaikan hasil akal budi maka akan semakin bahagia manusia tersebut. Apa saja yang dilakukan dalam realisasi ini disebut “ usaha mencapai tujuan hidup”. Demikian menurut cara rasional. Bila rumusan logis tentang tujuan hidup telah terealisasi dan membawa kebaikan pada masyarakat, berarti tujuan tersebut telah terbukti dan sah.
Manusia berapresiasi dengan profesi yang secara positif bernilai kebaikan terhadap manusia dengan lingkungannya secara rasional, manusia diharuskan untuk selalu interaksi dengan alam sekitar. Manusia didorong untuk :
1.         Terus mengaktualisasikan potensi manusiawinya ditengah situasi dunia.
2.         Aktif melakukan reengineering system demi kebahagiaan.
3.         Merivisi secara continue ukuran-ukuran kebahagiaan mengikuti dinamika lingkungan
Ada beberapa kesamaan antara uraian cara rasio logika dengan cara spiritual transendenitas. Bila dalam cara logika dikenal dengan sebutan usaha sebagai upaya-upaya untuk meraih tujuan hidup, maka transendenitas meletakkan arti makna hidup semakin bermakna bila apa yang dilakukan seseorang mendekati nilai tertinggi dalam rangka menemui penciptanya. Makna hidup inilah gantungan utama dari manusia beribadah walaupun cara transendenitas banyak menempuh alur spiritual, bukn berarti tidak ada penjabaran yang logis secara filosofis tentang cara manusia mengaktualisasikan tujuan hidupnya. Secara transendenitas, merealisasikan makna hidup manusia ituntun dua hal yakni:
a.         Mencari dan menggali ilmu-ilmu ilahi sebagai nilai-nilai tertinggi.
b.         Mengamalkan dalam kehidupan.
Fakta lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa manusia dilengkapi dengan nafsu, emosi, nurani dan akal budi. Maka ditegaskan bahwa manusia harus beribadah secara aktif dan pasif, karena dengan keduanya kecenderungan dasar manusia rasio dan mistis, maka kedua gabungan malaikat tersebut benar-benar sesuai dengan fitrah manusia dan sesuai dengan kodrat alam jadi cara pandang ideal untukmemperolehperkenan tuhan didunia dan diakhirat adalah menyeimbangkan ibadah pasif (mistis-ritual) dan ibadah aktif (social-rasional). Ini karena dalam ajaran agama akan terdapat pemberdayaan akal dan pikiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar